Rabu, 05 Juli 2017

Rasa Empati kepada siswa yang tidak naik kelas



BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Tahun pelajaran baru telah di mulai yaitu T.P. 2017-2018

Ada beberapa hal yang ingin disaampaikan oleh penulis terkait hasil dari kegiatan belajar mengjar tahun ajaran 2016-2017 yang lalu . terkhusus hasil dari rapat dewan guru beberapa waktu lalu.

Disini saya memiliki empati yang sangat dalam kepada adik-adik yang tidak naik kelas, entah itu jenjang SMP atau jenjang SMA . karena perjuangan mereka tidaklah mudah hatta mereka di asrama hanya main main atau serius ,, tapi tekanan batin saat dikurung dalam asrama yang berukuran yang tidak ideal untuk sebuah asrama yang ditempati ribuan santri . apalagi harapan besar dari orang tua mereka sangat besar menambah tekanan hidup mereka . maka dari itu sangat sedih rasanya jika kita berada diposisi mereka. Posisi yang serba salah, posisi yang pasif, posisi yang mereka tau hanya diam diasrama. Sekolah memang melakukan segala cara agar gundah gulana mereka dalam asrama bisa adicairkan tapi hasinya tetap seperti itu yaitu kerugian bagi mereka.
KHUSUS MENGENAI MEREKA YANG TIDAK NAIK KELAS .
Saya inign menyampaikan beberapa hal usulan bagi sekolah agar sekolah bisa mengantisipasi kejadian serupa atau meminimalisirnya.

1.       Membuat syarat-syarat kenaikan kelas di tahun pelajaran 2017-2018 dan ditempel didepan kelas seperti tata tertib kelas .
Kita sering dengar para guru atau kepala sekolah atau bagian kesantrian menyampaikan syarat-syarat kenaikan kelas atau bahkan sampai mulut berbusa, toh hasilnya seperti itu juga (tidak sesuai harapan). Menurut saya anak-anak bisanya hanya main .. skerang dikasi tahu nanti dia akan lupakan atau diabaikan. Untuk itu saran saya ditempel di depan kelas , dibuat dengan jelas dengan hurup kapital tebal, ukuran yang sangat besar, agar setiap dilihat dari jauh bisa dibaca. Bahkan dibuat  seperti mengancam. Agar merasuk kedada mereka .. membuat jantung mereka berdegup kencang… harapannya supaya guru tidak terlalu capek ngasi tahu mereka. Karena tidak setiap waktu guru bisa ngasi tau mereka. Dan anak anak makin serius belajar. Atau mengubah akhlak mereka menjadi lebih baik.
2.       Bagi santri yang tidak naik kelas agar dikasi lampiran di raportnya .
lampiran itu berisi alasan kenapa santri tersebut tidak naik kelas. Lampiran tersebut hanya dikasi ke santri yang tidak naik kelas saja. Bagi orang tua yang tidak naik kelas anaknya pasti dia atau orang lain menganggap anaknya kurang IQnya, Padahal dia tidak naik kelas dengan alasan yang lain. Mungkin 90% orang menganggap dia IQnya kurang sehingga si anak akan merasa minder. Sehingga dia akan termarjinalkan dengan sendirinya  karena mentalnya terusik . apalagi orang-orang terdekatnya seperti orangtuanya sendiri beranggapan dia IQnya kurang.
Dengan adanya lampiran tersebut maka
1.       Orang tua tau kenapa anaknya tidak naik kelas
2.       Jika orang tua mau mengajukan komplin dia tau apa yang dia akan komplin
3.       Orang tua tau kemana dia akan arahkan anaknya selanjutnya
4.       Mungkin ada tambahan …………………..

Harapan penulis semoga dengan melakukan segala cara yang positif berdampak baik bagi perkembangan dan kemajuan sekolah. Syukron

NB. Mekaisme pembagian Raport??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar